Pages

Kegagalan Adalah Yang Terbaik

Minggu, 12 Februari 2012


np:OPICK-Hamba Hamba Allah




   Allah tidak adil!! Aku benci!!
Aku tutup pintu kamar dengan sekeras mungkin. Aku baringkan tubuh diatas kasur. Aku telungkupkan wajahku di disebuah bantal. Aku tumpahkan tangis disana.
Tak beberapa lama terdengan suara ketukan pintu. Ketukan yang tidak aku respon. Tetap saja aku menangis diatas bantal. “ada apa nak?” terdengar suara lembut ayah.
“kamu baik-baik saja kan nak?” sekali lagi ayah bertanya dengan rasa khawatir.
Aku masih terisak menangis dan terus menangis. Perasaan sedih, kecewa, dan bersalah melebur menjadi satu. Kesabaran mulai tergoncang, iman mulai rapuh. Aku membenci diriku sendiri. Memang tak ada alasan untuk tidak membenci diriku sendiri. Aku telah gagal. Tidak hanya gagal namun kembali gagal. Aku telah mengecewakan banyak orang. Banyak orang termasuk keluargaku. Aku merasa allah tidak adil. Khususnya tidak adil dengan ku. Aku tidak bisa menerima ketetapan yang telah di berikan allah. Apakah ini semua terjadi karena ulahku. Apa ini semua akibat dari semua sikapku. Kenapa tapi ya allah. Kenapa harus terjadi kepadaku. Pemberontakan terhadap diri. Pemberontakan terhadap semua yang telah terjadi. Apa ini hanya mimpi burukku. Apa ini hanya halusinasiku. Apa ini apa. Masih terisak menangis diatas bantal.
          Dengan hati-hati ayah membuka pintu dan masuk kedalam kamar. Sekali lagi suara lembut ayah terdengar di telinga “ada apa nak?”. Dengan penuh kasih sayang ayah mengangkat tubuhku. Memeluk dan mengelus punggungku. Semakin aku menangis. Semakin erat ayah memelukku. “aku egak lolos yah, egak lolos ujian PMB” semakin erat aku memeluk ayah. “maaf yah, maaf, aku gagal lagi” dengan tangis yang semakin menjadi. Ayah bertasbih “subhanawllah” dan memeluk erat tubuhku. ayah membiarkan aku untuk tetap menangis di dekapan pelukannya. “subhanawllah, apa kamu tidak salah melihat dan membaca nak?” tanyanya dengan hati-hati. Aku hanya menggeleng tanpa berkata apapun. Bumi serasa meruntuhkan tubuhku. tetap dalam keadaan memeluk ayah. Ayah mulai berkaca-kaca. Semakin hatiku merasa remuk. Lebih remuk ketika patah hati. Aku makin benci dengan diriku sendiri. Sekarang aku bingung. Tak tau apa yang harus aku lakukan. Aku merasa menjadi manusia yang paling bodoh. Aku merasa begitu bodoh. Benar-benar bodoh.
“sudah nak, sudah, yang sabar, rezki, jodoh, umur, semuanya di tangan allah. Ini semua bukan karena kamu bodoh, bukan karena kamu tidak pantas, tapi ini semua terjadi karena allah begitu sayang kepadamu. Karena allah belum mengijinkan rizki itu untukmu. Allah ingin mengajarkan kesabaran dan keikhlasan melalui ini, allah ingin meningkatkan derajatmu, sudah lah nak, ini bukan ke gagalan, namun ini awal dari kesuksesan. Sudah jangan terus menangis dan menyalahkan dirimu” Ayah terus menenangkanku. “kamu sudah berusaha, berdoa juga udah, kami sekeluarga juga udah mendoakan kamu, namun tetap allah yang memutuskan takdir ini, jadi tenanglah akan ada jalan yang lebih baik untukmu” lagi-lagi ayah menenangkanku,
          Adzan subuhpun mulai terdengar ayah mengajakku untuk lekas berwudhu dan solat berjamaah. mamah dan kakak perempuanku pun ikut solat berjamaah. memulai solat dengan bertakbir dan mengangkat kedua tangan. Surat alfatihah di lantunkan dengan tartil merdu khas ayah “bismillahhirahmaanirrahim, Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, ar-rahmaanir rahim, maaliki yaumid diin, iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin………”  Tak kuasa menahan tangis menghayati kata demi kata senandung dari lantunan surat itu.. Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. sebegitunya allah sayang kepadaku. Segala puji bagi allah tuhan semesta alam. Yang menguasai hari pembalasan. Sebegitunya allah tau yang terbaik untukku. Hanya kepada Mu-lah kami menyembah dan hanya kepada Mu-lah kami memohon pertolongan. sebegitunya allah senantiasa akan selalu dapat menolongku. Ayat demi ayat terus dilantun oleh ayah. gerakan demi gerakan secara perlahan namun pasti juga dilakukan, hingga akhrnya pada penutup solat dengan salam.
          Tangisku pun belum terhenti, hingga mamah memelukku, memotivasiku dengan kalimat-kalimatnya. Firman allah memang benar. Allah memang begitu sayang kepadaku. Allah menunjukkan sayangnya dengan mengujiku. Mengujiku untuk menjadi manusia yang lebih kuat dan sabar. Menjadi manusia yang lebih ikhlas dan tawakal. Aku harus berbaik sangka kepada allah. Allah itu al-‘aliimu maha mengetahu. Allah itu al fattaahu maha memberi keputusan. Allah itu al-‘adlu maha adil. Allah itu lebih tau apa yang terbaik untuuku. Hanya allah yang maha pengansih, hanya allah yang maha penyanyang, hanya allah yang maha pemurah. Aku tersadar aku salah telah berprasangka buruk terhadap allah. Hatiku berkali-kali beristigfar. Astagfirullah… hilang sudah kebencianku, rasa syukur dan penerimaan yang ada. Disadari atau tidak, cepat atau lambat kita akan tau, dibalik semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
...next to be continue.. 

2 komentar:

  1. ini kisah nyata kah?
    kegagalan itu akan selalu ada berdampingan dengan keberhasilan. itulah keseimbangan hidup klo kata ayah ku :)
    dan pastinya akan selalu ada hikmah dibalik semua hal, yang penting ttp semangat & berusaha keluar dr keterpurukan ;)

    BalasHapus
  2. iyya mb irma.. hehe inget di blognya mb nurul inayah ada kata-kata gni.. "kata albert einstein,kegagalan itu belajar menemukan hal-hal baru, kalo kata pedagang-pedagang, kegagalan itu kesuksesan yg tertunda nah orang-orang model kite nih,pasti sukses insya Allah"
    hehe so pastinya tetep semangat dan terus berusaha :, makash ya mb udah mampir ke lapak ku :)

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS