Pages

Dengan Dia Secarik Kertas Kosong

Rabu, 09 Januari 2013

Dia terdiam seolah-olah karang di pimggir pantai.
Disampingnya terdapat pena tinta hitam.
Satu tema tulisan sudah ia kerjakan.
Namun secarik kertas dihadapannya kini masih kosong.

Dia sedang menimbang dan berfikir apa yang harus di tulisnya.
Diam diam dia sedang mencoba menempatkan diri dalam pikiran yang pantas.
Baginya ini tahap yang penting sebelum dia dapat menggoreskan tinta diatas kertas putihnya.
Dia pandang kertas putih itu sebagai alam semesta kehampaan.


Satu guratan saja akan menampilkan kehadiran didalamnya.
Tetapi apapun yang akan ditulisnya, hatinya akan tertinggal dalam tulisan itu.
Jika hatinya tenoda maka tulisan itu akan ternoda pula, kalau hatinya lesu begitu pulalah dengan tulisan itu. 

Manusia akan mati, tetapi tinta tulisan akan hidup terus.
Gambaran hatinya akan terus bernafas sesudah dia sendiri tiada.

Dia sadar bahwa pikirannya menghambat. 
Dia hampir memasuki dunia kehampaan, membiarkan hatinya berbicara sendiri, bebas dari egonya, merdeka dari sentuhan pribadi tangannya.
Dia mencoba membuat dirinya kosong, dan menanti suasana mulia saat hatinya dapat berbicara dalam kesatuan dengan alam semesta.
Tidak mementingkan diri sendiri dan tidak ada yang terhalangi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS